TUNDA SEDEKAH MEMANGNYA TUNGGU APA?
Bulan ini sahabatnya mengajak untuk membantu para korban bencana alam, dia menolak dengan alasan bulan ini sedang banyak pengeluaran terutama kebutuhan sekolah anaknya.
Bulan lalu ketika sahabatnya mengingatkan untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan masjid di sekitarnya, dia menolak kembali karena bulan itu sedang banyak pengeluaran terkait dengan pekerjaannya.
Dua bulan lalu juga demikian. Sahabatnya mengundang dia untuk turut membantu anak-anak yatim & fakir miskin, dia pun menolak. Katanya ada saja pengeluaran rumah tangga yang belum tuntas sehingga dia tak bisa mengalokasikan sedekahnya seperti dulu.
Demikianlah setiap kali datang kesempatan bersedekah, dia selalu punya argumen. Semua berkisar seputar pengeluaran ini lagi banyak, pengeluaran itu mendadak, atau pengeluaran ini & itu belum tuntas.
Hingga suatu hari, sahabatnya itu mengajak pergi ke suatu tempat tanpa sepengetahuannya. Tak disangka, dia diajak ke sebuah komplek pemakaman. Kedua sejoli itu berdiri di depan gerbang sambil memandang ke depan melihat barisan batu-batu nisan sejauh mata memandang. Sahabatnya berkata.
“Asal kamu tahu, semua orang yang berbaring di sini juga dalam keadaan masih banyak pengeluaran yang menumpuk harus ditunaikan. Namun ajal keburu menjemput mereka.”
Dia hanya terdiam, menunggu lanjutan perkataan sahabatnya itu.
“Kalau kamu menunggu semua pengeluaran selesai dulu barulah kamu mau bersedekah, maka ketahuilah sampai mati pun kamu tidak akan bersedekah. Karena pengeluaran kita tidak pernah ada habisnya.”
Dia semakin terdiam lebih dalam. Hatinya membenarkan ucapan sahabatnya itu. Memori masa lalu ketika mereka berdua gemar bersedekah bersama terbuka kembali. Dia sadar, saat itupun sebenarnya masih banyak pengeluaran yang menunggu, namun dia masih bisa mengutamakan sedekah.
Justru karena dia tetap prioritaskan sedekah itulah boleh jadi Allah meringankan aneka pengeluarannya dengan cara-Nya yang indah. Sebuah ayat yang sangat mengena pun terbetik dalam benaknya, yaitu surat Al-Munafiqun ayat 10.
فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ
Lalu dia berkata, “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”